Jelaskan sejarah Parung priyayi
Pertanyaan:
Jelaskan sejarah Parung priyayi
✅ Jawaban Terverifikasi
Parung Priyayi, kini dikenal sebagai desa Gelebak Dalam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, merupakan kawasan bersejarah dari era kesultanan Palembang Darussalam. Dahulu, wilayah ini bernama Sri Kuto Parung Priyayi dan berfungsi sebagai pusat logistik kesultanan, khususnya dalam produksi padi.nama “Gelebak” diyakini berasal dari pohon besar atau alat pertanian tradisional,sedangkan “Dalam” merujuk pada lokasinya yang berada dipedalaman.Wilayah ini resmi berganti nama pada Juli 1907, namun hingga kini tetap menjaga tradisi budaya seperti “Sedulang Setudung” yang melambangkan kebersamaan masyarakat.
Parung Priyayi, kini dikenal sebagai desa Gelebak Dalam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, merupakan kawasan bersejarah dari era kesultanan Palembang Darussalam. Dahulu, wilayah ini bernama Sri Kuto Parung Priyayi dan berfungsi sebagai pusat logistik kesultanan, khususnya dalam produksi padi.nama “Gelebak” diyakini berasal dari pohon besar atau alat pertanian tradisional,sedangkan “Dalam” merujuk pada lokasinya yang berada dipedalaman.Wilayah ini resmi berganti nama pada Juli 1907, namun hingga kini tetap menjaga tradisi budaya seperti “Sedulang Setudung” yang melambangkan kebersamaan masyarakat.Beri Rating·0.0(0)Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!BalasIklanAlmira TLevel 5320 Januari 2025 21:17Laporkan
Parung Priyayi, yang kini dikenal sebagai Desa Gelebak Dalam di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, memiliki sejarah yang kaya dan signifikan. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, wilayah ini dikenal sebagai Sri Kuto Parung Priyayi dan berfungsi sebagai sentra logistik kesultanan, khususnya dalam produksi padi. Luas area persawahan di daerah ini mencapai sekitar 1.000 hektar.
Keraton Kesultanan Palembang Darussalam
Menurut tradisi lisan, pemerintahan Marga Parung Priyayi berlangsung antara tahun 1795 hingga 1907, dipimpin oleh seorang Pasirah.
Repository Raden Fatah
Pada awal abad ke-20, tepatnya pada 7 Juli 1907, nama Sri Kuto Parung Priyayi secara resmi diubah menjadi Desa Gelebak Dalam oleh pemerintah kolonial Belanda.
Selain perannya dalam sektor pertanian, Parung Priyayi juga memiliki kekayaan budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah. Potensi ini meliputi cerita rakyat, penemuan struktur kuno dari era klasik, dan tradisi ziarah yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Parung Priyayi, yang kini dikenal sebagai Desa Gelebak Dalam di Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, memiliki sejarah yang kaya dan signifikan. Pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, wilayah ini dikenal sebagai Sri Kuto Parung Priyayi dan berfungsi sebagai sentra logistik kesultanan, khususnya dalam produksi padi. Luas area persawahan di daerah ini mencapai sekitar 1.000 hektar.Keraton Kesultanan Palembang DarussalamMenurut tradisi lisan, pemerintahan Marga Parung Priyayi berlangsung antara tahun 1795 hingga 1907, dipimpin oleh seorang Pasirah.Repository Raden FatahPada awal abad ke-20, tepatnya pada 7 Juli 1907, nama Sri Kuto Parung Priyayi secara resmi diubah menjadi Desa Gelebak Dalam oleh pemerintah kolonial Belanda.Selain perannya dalam sektor pertanian, Parung Priyayi juga memiliki kekayaan budaya yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah. Potensi ini meliputi cerita rakyat, penemuan struktur kuno dari era klasik, dan tradisi ziarah yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.Beri Rating·0.0(0)Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!BalasYah, akses pembahasan gratismu habisTonton iklanTonton iklanAkses jawaban tanpa iklanatauDapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintarTanya Sekarang
Diskusikan jawaban ini bersama teman-teman di kolom komentar.